Dosen Pascasarjana Unisma Bekasi
diyah.ys@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui srtategi apa yang cocok untuk pengembangan pesantren dalam membangun peradaban.khususnya di Bekasi, provinsi Jawa Barat. Dalam penelitian ini mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis SWOT. Data diambil melalui kajian dokumen dan literatur, observasi, dan wawancara. Dari penelitan ini yang dilakukan di kota Bekasi dan kabupaden Bekasi, selama dua bulan dan berakhir di bulan April 2016 ini menghasilkan pengetahuan tentang berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamuan dalam dunia Pesantren di Bekasi. Dan setelah dianalisis dengan analisis SWOT maka didapat nilai (1,25 : 0,90). Ini menunjukkan bahwa pesantren di Bekasi berada pada kuadran pertama, yang berarti memiliki kondisi yang menguntungkan sehingga mendukung kebijakan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Maka gagasan menjadikan pesantren sebagai pusat peradaban bagi muslim adalah suatu keniscayaan. Dan untuk mewujudkan pengembangan pesantren di Bekasi sebagai tentu dibutuhkan strategis umum (Grand Stratrgy) yang meliputi (1) Memahami landasan dan konsep kebangkitan, (2) Merumuskan kembali tujuan pesantrren, (3) Membenahi sistem pendidikan pesantren, (4) Meningkatkan manajemen pesantren, (5) Meningkatkan kompetensi output pesantren, (6) Refungsionalasi pesantren, (7) Membangun mitra kerjasama ke luar, (8) Meningkatkan peran pesantren, (9) Modernisasi dalam tehnologi, informasi dan komunikasi, (10) Program unggulan di era globalisasi.
Kata Kunci: Pesantren, Peradaban dan Strategi Umum
PENDAHULUAN
Agama (religion) Islam adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Kehadiran agama Islam pada tahun 611 M membawa perubahan dalam peradaban manusia. Peradaban manusia sebelum kedatangan Islam dikenal dengan masa jahiliyah, di mana kehidupan diliputi kegelapan, dan setelah kedatangan Islam kehidupan berubah menjadi terang benderang karena Islam sangat memuliakan manusia.
Peradaban (civilization) didefinisikan sebagai kemajuan lahir bathin hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa. Dalam ilmu sosiologi peradaban adalah masyarakat yang teramat mapan (a well-established) dan kompleks (complex sosiaty) yang mencakup segi-segi kehidupan politik, administrasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, agama, hukum dan sebagainya. Dengan kata lain agama adalah bagian dari peradaban. Pendapat tersebut bisa jadi berlaku untuk agama selain Islam namun tidak terbukti dalam agama Islam, hal ini karena Islam justru membangun peradaban bagi manusia dengan coraknya yang khas.
Islam telah menampilkan peradaban baru yang esensinya berbeda dengan peradaban sebelumnya. Perabadan yang ditinggalkan Nabi Muhammad SAW (571-632 M) misalnya, jelas sangat berbeda dengan peradaban Arab di zaman Jahiliyah. Dengan demikian Islam telah melahirkan revolusi kebudayaan dan peradaban. Dalam sejarah, peradaban Islam tercatat mengalami perkembangan dan kemajuan yang luar biasa. Kegemilangan peradaban Islam juga diakui sebagai peradaban yang mampu bertahan paling lama sepanjang kehidupan manusia, yaitu selama 1323 tahun dimulai sejak kehadiran Islam dengan di angkatnya Muhammad sebagai Rosul (611M) hingga jatuhnya kekhilafahan terakhir diTurki (1924 M).
Dalam perkembangannya, Islam telah menyebar luas ke manca negara bahkan benua, termasuk ke Indonesia. Menurut seminar ”Masuknya agama Islam ke Indonesia” yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1963 menyimpulkan bahwa:
1. Menurut sumber bukti yang terbaru, Islam pertama kali datang di Indonesia pada abad ke 7 M atau 1 H dibawa pedagang dan muballig dari negri Arab
2. Daerah yang pertama dimasuki ialah pantai barat pulau Sumatra yaitu daerah Baros. Adapun kerajaan yang pertama ialah Pase
3. Dalam proses pengislaman selanjutnya, orang-orang Islam bangsa Indonesia ikut aktif mengambil peran, dan itu berjalan secara damai
4. Kedatangan Islam di Indonesia ikut mencerdaskan rakyat dan membina karakter bangsa. Karakter tersebut dapat dibuktikan pada perlawanan rakyat melawan penjajahan bangsa asing dan daya tahan mempertahankan karakter tersebut selama dalam zaman penjajahan Barat selama waktu 350 tahun.
Dan Islam untuk pertama kalinya masuk di pulau Jawa pada abad 14 M (tahun 1399) dibawa oleh Maulana malik Ibrahim dengan keponakannya bernama Mahdum Ishaq yang menetap di Gresik. Dan kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah kerajaan Demak dengan raja yang bernama Raden Fatah dengan gelar Sultan Alamsyah Akbar. Kerajaan Demak memberikan bantuan yang besar kepada dakwah Islam yang dilakukan oleh para wali. Pada tahun 1476 Raden patah mendirikan pondok pesantren yang dinamai ”Gelagah Arum”. Inilah momentum berkembangnya pesantren terutama di pulau Jawa.
Pesantren adalah tempat belajar mengaji secara bersama dan juga sebagian besar tinggal di sana. Pada umumnya berdirinya suatu pesantren diawali dari pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang guru atau kiai. Karena keingginan menuntut ilmu dari guru tersebut maka masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah berdatangan. Mereka lalu membangun tempat tinggal yang sederhana yang disebut pondok yang berarti rumah yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa arab ”Funduq” yang berarti hotel atau asrama.
Semakin tinggi ilmu sorang guru semakin banyak orang datang untuk menuntut ilmu kepadanya dan semakin besar pula pondok dan pesantrennya. Kelangsungan hidup pesantren amat tergantung kepada daya tarik tokoh sentral yang memimpin. Yang kemudian diteruskan oleh ahli warisnya dan atau alumni-alumninya yang mengembangkan pesantren baru untuk meneruskan cita-cita pesantren gurunya.
Dalam sejarah pesantren disebut sebagai ”Bapak” dari pendidikan Islam di Indonesi, didirikan karena ada tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas dasar kesadaran kewajiban da’wah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i........
Pesantren adalah tempat belajar mengaji secara bersama dan juga sebagian besar tinggal di sana. Pada umumnya berdirinya suatu pesantren diawali dari pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang guru atau kiai. Karena keingginan menuntut ilmu dari guru tersebut maka masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah berdatangan. Mereka lalu membangun tempat tinggal yang sederhana yang disebut pondok yang berarti rumah yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata pondok mungkin juga berasal dari bahasa arab ”Funduq” yang berarti hotel atau asrama.
Semakin tinggi ilmu sorang guru semakin banyak orang datang untuk menuntut ilmu kepadanya dan semakin besar pula pondok dan pesantrennya. Kelangsungan hidup pesantren amat tergantung kepada daya tarik tokoh sentral yang memimpin. Yang kemudian diteruskan oleh ahli warisnya dan atau alumni-alumninya yang mengembangkan pesantren baru untuk meneruskan cita-cita pesantren gurunya.
Dalam sejarah pesantren disebut sebagai ”Bapak” dari pendidikan Islam di Indonesi, didirikan karena ada tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas dasar kesadaran kewajiban da’wah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i........
Download Selengkapnya Jurnal Ini Dalam Bentuk PDF